Ditambahkan | 9:58:00 AM |
Kategori | psikologi |
Harga | ‘jangan pikirkan anjing pakai topi koboy !’ apa yang terjadi saat perintah tersebut anda baca? Tentunya pikiran kita lebih mengarah anj... |
Share | |
Hubungi Kami | |
BELI |
Review Perlukah Kata Negasi Dihilangkan?
‘jangan pikirkan
anjing pakai topi koboy !’ apa yang terjadi saat perintah tersebut anda baca?
Tentunya pikiran kita lebih mengarah anjing pakai topi koboy. Dalam pemahaman
NLP maupun Hypnosis kata Negasi sebaiknya di minimaliskan (bukan dihilangkan).
Kata Negasi seperti
‘jangan’ dan semacamnya memang kecenderungan akan ditolak oleh pikiran bawah
sadar.
‘jangan cemas’ dan
‘jangan marah’ misalnya, kalimat ini malah akan mengarah ke marahnya dan
cemasnya. Gunakan saja dengan kata ganti ‘tenanglah’. Kata ini akan lebih
mengarah ketenang.
Nah pertanyaannya
apakah kata
‘jangan’ apa tidak
bisa digunakan? Bila kata Negasi ini tidak bermanfaat kenapa kenapa kata itu
ada? Bukankah setiap kata juga mempunyai peran masing-masing?
Yups.. betul sekali
setiap kata mempunyai peran masing-masing. Kata Negasi mempunyai peran sebagai
penghambat (rem) seperti dalam sebuah kendaraan. Dan apa jadinya bila kendaraan
tidak mempunyai rem? Wah.. bisa masuk rumah sakit. Hehehe…
Seperti rem, gas pun
juga mempunyai fungsi dalam kendaraan yaitu untuk melaju ke suatu tujuan. Rem
dan gas ini saling keterkaitan.
Misal jalannya ramai
tentunya kita gunakan rem, agar tidak menabrak kendaraan yang di depannya. Pada
saat jalanan macet bila hanya mengandalkan gas bisa masuk rumah sakit beneran.
Hihihihi…
Kata ‘jangan’
memiliki fungsi sebagai rem artinya sebagai pencegah untuk melakukan. Misal
‘jangan buang sampah disini’ ini berbeda fungsi dengan ‘buanglah sampah pada
tempatnya’ kalimat pertama berarti mencegah dan kalimat kedua berarti
mengarahkan.
Kedua kalimat di atas
mempunyai peran sendiri-sendiri. Dalam contoh lain kata ‘jangan menyekutukan
Allah’ dan ‘jangan berjudi’ kalimat diatas merupakan pencegahan agar kita tidak
terjerumus maka dari itu kita perlu mengenalinya.
Kembali kepembahasan
awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi? Boleh sekali, kata
negasi sama
pentingnya dengan kata dalam kalimat yang berbentuk positif.
Dan dibawah ini juga ada beberapa pandangan dari beberapa pakar dalam memaknai kata Negasi
SUDUT PANDANG PEMAHAMAN EFEKTIFITAS LINGUISTIK terhadap POLA
PIKIR Manusia, memang SANGAT BERBEDA antara ZAMAN DAHULU kala, dengan SEKARANG,
Mas Bro Ragil Saputra...
Kalau mau diteruskan dalam DISKUSI, pertanyaan diatas :
"Kembali kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata
negasi?" saya YAKINKAN PASTI akan menjadi sebuah DEBAT KUSIR, yang
sama-sama BENAR, namun dalam SUDUT PANDANG UNIVERSAL, DEBAT KUSIRnya itu karena
BEDA SUDUT PANDANG...
Mengawali INTERPRETASI saya, saya akan memulainya dengan
SEBUAH ANALOGI atas PERTANYAAN ENDING diatas..., yang menanyakan : "Kembali
kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi?".
Analogi saya, adalah juga dengan sebuah PERTANYAAN :
"Bolehkah kita menggunakn KUDA, DOKAR, atau PEDATI untuk BEPERGIAN keluar
kota, seperti ZAMAN DAHULU kala?"
Saya YAKINkan PASTI, bahwa JAWABANnya adalah PASTI :
"BOLEH-BOLEH saja... Siapa pula yang akan MELARANGnya ?"
Ya tohhhh...???
Seperti itu pulalah KALIMAT NEGASI...
BOLEH-BOLEH saja, tetapi untuk sampai pada TITIK PEMAHAMAN
yang CEPAT dan EFEKTIF, adalah MEMAKAN WAKTU yang LEBIH LAMA, dibandingkan
dengan KALIMAT EFEKTIF...
***note : saya LEBIH SUKA me-LAWAN KATA-kan KATA atau
KALIMAT NEGASI dengan KALIMAT EFEKTIF, BUKAN KATA atau KALIMAT POSITIF...
Mengapa ZAMAN DULU CENDERUNG LEBIH SUKA dengan KALIMAT
NEGASI ? Bahkan KATA dan KALIMAT NEGASI juga BANYAK MUNCUL di AYAT-AYAT KITAB
SECI BERBAGAI AGAMA...
SALAH SATU PONDASI FILSAFATnya adalah JUSTRU dari FILSAFAT
MATEMATIKA...
1. + x + = +
2. - x + = -
3. + x - = -
dan...
4. - x - = +
Dari FILSAFAT MATEMATIKA tersebut, dapat diPAHAMI, bahwa
SEBENARnya, CIKAL BAKAL PENERAPAN KATA NEGASI di ZAMAN DULU, adalah MENGARAH
pada HAL NEGATIF pula...
Contohnya :
1. JANGANLAH engkau mendekati ZINA
2. JANGALAH engkau MENYEKUTUKAN-NYA...
3. JANGANLAH engkau MENCURI harta orang lain...
dst... dst...
Dari CONTOH itulah. sekali lagi, AWAL MUASALnya PENERAPAN
KATA NEGASI, "dianggap" EFEKTIF oleh orang ZAMAN DULU, karena
DIKAITKAN dengan HAL yang NEGATIF pula...
Sehingga, dengan "RUMUS : - x - = +", harapannya
orang yang diberi KATA tersebut menjadi BERPERILAKU POSITIF...
Nahhhh...
ITU pulalah yang dijadikan PONDASI PARA PENEMU dan PRAKTISI
NLP...
Kalau MEMANG menginginkan POSITIF, ya GUNAKAN saja KATA
EFEKTIF (boleh diucap POSITIF)..., toh dengan "RUMUS : + x + = +",
itu TELAH TERUJI LEBIH EFEKTIF, LEBIH EFISIEN, dan LEBIH CEPAT...
Jadi, KEMBALI ke LAPTOP...
Kalau ENDING PERTANYAANmu : "Kembali kepembahasan awal,
lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi?", maka JAWABANnya adalah
BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja...
Namun jika andaikata ENDING PERTANYAANmu adalah :
"Kembali kepembahasan awal, lantas EFEKTIF dan EFISIENkah kita menggunakn
kata negasi?", maka saya MEWAKILI PARA PENEMU dan PRAKTISI NLP, menyatakan
bahwa "KATA atau KALIMAT EFEKTIF (boleh dibaca POSITIF) akan MEMBETUK MIND
kita sesuai SKENARIO, dengan LEBIH EFEKTIF dan EFISIEN, diBANDINGkan dengan
KATA atau KALIMAT NEGASI..."
PENGALAMAN dan FAKTA yang TELAH ADA, BANYAK sekali PARA
TOKOH AGAMA, melakukan SYIAR, atau DAKWAH, dengan MENGEDEPANKAN KATA dan
KALIMAT dengan TRANSLATE atau TERJEMAHAN bin TAFSIR sesuai ARTI KATA dan
KALIMAT ASLInya...
Apakah SALAH ???
Eitsss..., NANTI duluuu...
Kalau KAPASITAS KAJIANnya apakah SALAH ataukah BENAR, maka
ya HARUS saya akui, bahwa itu adalah HAL yang BENAR, BOLEH, dan SAH-SAH saja,
karena MEMANG SUDAH DEMIKIANLAH TERJEMAHANnya...
Namun, jika PERTANYAANnya diGESER sedikit saja..., dengan
sebuah kalimat PERTANYAAN : "Di antara KALIMAT NEGASI dan KALIMAT EFEKTIF,
manakah yang LEBIH EFEKTIF dan EFISIEN dalam MERUBAH PERILAKU UMAT menuju HAL
yang LEBIH POSITIF, EFEKTIF, dan PRODUKTIF ???"
OKe, BISA jadi ada yang MENJAWAB bahwa itu
"RELATIF"... Saya BISA MENERIMAnya...
Namun, sekarang coba BAYANGKAN saja, jika SETIAP SYI'AR atau
DAKWAH, selalu ada KATA dan KALIMAT : "Saudara-Saudara..., Anda JANGAN
ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN
itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN
begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN
begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... "
Gimana RASAnya ???
Sekali lagi, CARA KOMUNIKASI dengan BANYAK KATA dan KALIMAT
NEGASI seperti itu TETAPLAH BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja... Monggoooo...
Tetapi bagi saya, MENDING saya PUTAR INSTRUMEN dan MELAKUKAN
TARIAN JIWA saja, ketimbang HARUS MENDENGARKAN KHUTBAH yang BANYAK
"JANGAN-JANGAN"nya..., walaupun JANGAN LODEH, JANGAN KELOR ora sempat
kesebut...
Hohohohooo...
Lalu, bagaimana dengan BAHASA AYAT KITAB SUCI Agamanya ???
Nahhhh....
Ini dia PERDEBATAN yang SEMPAT HADIR saat saya BEKERJA di
KANTOR DEPAG, bahkan sampai DETIK-DETIK TERAKHIR mau RESIGNpun MASIH SEMPAT
TETAP BERLANGSUNG... HARUSnya, kita MAMPU MEMBEDAKAN mana BAHASA SYARI'AT yang
berbau-bau RITUAL, dengan BAHASA DAKWAH atau SYI'AR.
Kalau BAHASA SYARI'AT digunakan ke dalam bentuk KOMUNIKASI
SYI'AR atau DAKWAHnya, maka..., meskipun BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja, akan
MEMPERPANJANG WAKTU PENYADARAN UMATnya...
SEBALIKnya..., jika BAHASA SYI'AR atau DAKWAH, digunakan
dalam BAHASA SYARI'AT, maka...., saya YAKINKAN PASTI, Anda akan dengan CEPAT
seCEPAT KILAT, mendapatkan STEMPEL LABEL ORANG SESAT...
NEGASI Dalam Tinjauan SILOGISME
Jangan dibaca! tulisan ini, karena akan HARAM hukumnya,
kenapa? karena pemaparan ini berasal dari 'pisau analisis' MARXIAN (Karl Marx)
bapak KOMUNISME dunia. Pada abad 18 di dataran eropa yang sedang berkecamuk tahapan
REVOLUSI untuk mendapatkan tatanan masyarakat baru yang 'mapan' secra politik,
ekonomi, dan budaya sering terjadi 'benturan fisik' (perang) yang
mengatasnamakan IDEOLOGI yang 'ideal' dijadikan pedoman suatu negara.
Dalam pertempuran tersebut banyak strategi yang digunakan,
salah satunya menyebar berita BENAR akan tetapi BOHONG, untuk memancing musuh
dan melumpuhkannya. Dalam pertempuran diperlukan pemikiran yang LOGIS untuk
menjadi pemenang..
...kemudian pertanyaannya, apa hubungan SILOGISME dengan
NEGASI?
Saya jelaskan...
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan).
Jenis-jenis Silogisme berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Ketika ada kalimat : "Bom kota Roma sekarang! dengan titik koordinat 12° LS 104°BT"
diatas adalah sebuah 'premis' mayor yang sebenarnya perintah untuk tidak memBOM kota Roma
..karena bentuk NEGASI Premis minor nya. Jadi kata Negasi tetap alangkah baiknya di hindari bukan lagi dihilangkan.
#NET Center