Perlukah Kata Negasi Dihilangkan?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWGSqJWFq0CjncHFGM9EMdrAZPN1AeWNHRKQQmrvoo-UB_KMHaLR5ZSwiroRiSf0NnJvEV2OmOlHMH2dbJI1pO_RzQ5a-xbyb55IgMiHuO_maOaxIxA5mYFFKL7dO0J7HyZvikmtFayqQ/s72-c/positif.jpg click to zoom
Ditambahkan 9:58:00 AM
Kategori psikologi
Harga ‘jangan pikirkan anjing pakai topi koboy !’ apa yang terjadi saat perintah tersebut anda baca? Tentunya pikiran kita lebih mengarah anj...
Share
Hubungi Kami
BELI

Review Perlukah Kata Negasi Dihilangkan?



‘jangan pikirkan anjing pakai topi koboy !’ apa yang terjadi saat perintah tersebut anda baca? Tentunya pikiran kita lebih mengarah anjing pakai topi koboy. Dalam pemahaman NLP maupun Hypnosis kata Negasi sebaiknya di minimaliskan (bukan dihilangkan).

 Kata Negasi seperti ‘jangan’ dan semacamnya memang kecenderungan akan ditolak oleh pikiran bawah sadar.

 ‘jangan cemas’ dan ‘jangan marah’ misalnya, kalimat ini malah akan mengarah ke marahnya dan cemasnya. Gunakan saja dengan kata ganti ‘tenanglah’. Kata ini akan lebih mengarah ketenang.

 Nah pertanyaannya apakah kata
 ‘jangan’ apa tidak bisa digunakan? Bila kata Negasi ini tidak bermanfaat kenapa kenapa kata itu ada? Bukankah setiap kata juga mempunyai peran masing-masing?

 Yups.. betul sekali setiap kata mempunyai peran masing-masing. Kata Negasi mempunyai peran sebagai penghambat (rem) seperti dalam sebuah kendaraan. Dan apa jadinya bila kendaraan tidak mempunyai rem? Wah.. bisa masuk rumah sakit. Hehehe…

 Seperti rem, gas pun juga mempunyai fungsi dalam kendaraan yaitu untuk melaju ke suatu tujuan. Rem dan gas ini saling keterkaitan.

 Misal jalannya ramai tentunya kita gunakan rem, agar tidak menabrak kendaraan yang di depannya. Pada saat jalanan macet bila hanya mengandalkan gas bisa masuk rumah sakit beneran. Hihihihi…

 Kata ‘jangan’ memiliki fungsi sebagai rem artinya sebagai pencegah untuk melakukan. Misal ‘jangan buang sampah disini’ ini berbeda fungsi dengan ‘buanglah sampah pada tempatnya’ kalimat pertama berarti mencegah dan kalimat kedua berarti mengarahkan.

 Kedua kalimat di atas mempunyai peran sendiri-sendiri. Dalam contoh lain kata ‘jangan menyekutukan Allah’ dan ‘jangan berjudi’ kalimat diatas merupakan pencegahan agar kita tidak terjerumus maka dari itu kita perlu mengenalinya.

 Kembali kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi? Boleh sekali, kata
 negasi sama pentingnya dengan kata dalam kalimat yang berbentuk positif.

Dan dibawah ini juga ada beberapa pandangan dari beberapa pakar dalam memaknai kata Negasi

SUDUT PANDANG PEMAHAMAN EFEKTIFITAS LINGUISTIK terhadap POLA PIKIR Manusia, memang SANGAT BERBEDA antara ZAMAN DAHULU kala, dengan SEKARANG, Mas Bro Ragil Saputra...

Kalau mau diteruskan dalam DISKUSI, pertanyaan diatas : "Kembali kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi?" saya YAKINKAN PASTI akan menjadi sebuah DEBAT KUSIR, yang sama-sama BENAR, namun dalam SUDUT PANDANG UNIVERSAL, DEBAT KUSIRnya itu karena BEDA SUDUT PANDANG...

Mengawali INTERPRETASI saya, saya akan memulainya dengan SEBUAH ANALOGI atas PERTANYAAN ENDING diatas..., yang menanyakan : "Kembali kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi?".

Analogi saya, adalah juga dengan sebuah PERTANYAAN : "Bolehkah kita menggunakn KUDA, DOKAR, atau PEDATI untuk BEPERGIAN keluar kota, seperti ZAMAN DAHULU kala?"

Saya YAKINkan PASTI, bahwa JAWABANnya adalah PASTI : "BOLEH-BOLEH saja... Siapa pula yang akan MELARANGnya ?"

Ya tohhhh...???

Seperti itu pulalah KALIMAT NEGASI...
BOLEH-BOLEH saja, tetapi untuk sampai pada TITIK PEMAHAMAN yang CEPAT dan EFEKTIF, adalah MEMAKAN WAKTU yang LEBIH LAMA, dibandingkan dengan KALIMAT EFEKTIF...

***note : saya LEBIH SUKA me-LAWAN KATA-kan KATA atau KALIMAT NEGASI dengan KALIMAT EFEKTIF, BUKAN KATA atau KALIMAT POSITIF...

Mengapa ZAMAN DULU CENDERUNG LEBIH SUKA dengan KALIMAT NEGASI ? Bahkan KATA dan KALIMAT NEGASI juga BANYAK MUNCUL di AYAT-AYAT KITAB SECI BERBAGAI AGAMA...

SALAH SATU PONDASI FILSAFATnya adalah JUSTRU dari FILSAFAT MATEMATIKA...

1. + x + = +
2. - x + = -
3. + x - = -
dan...
4. - x - = +

Dari FILSAFAT MATEMATIKA tersebut, dapat diPAHAMI, bahwa SEBENARnya, CIKAL BAKAL PENERAPAN KATA NEGASI di ZAMAN DULU, adalah MENGARAH pada HAL NEGATIF pula...

Contohnya :
1. JANGANLAH engkau mendekati ZINA
2. JANGALAH engkau MENYEKUTUKAN-NYA...
3. JANGANLAH engkau MENCURI harta orang lain...
dst... dst...

Dari CONTOH itulah. sekali lagi, AWAL MUASALnya PENERAPAN KATA NEGASI, "dianggap" EFEKTIF oleh orang ZAMAN DULU, karena DIKAITKAN dengan HAL yang NEGATIF pula...
Sehingga, dengan "RUMUS : - x - = +", harapannya orang yang diberi KATA tersebut menjadi BERPERILAKU POSITIF...

Nahhhh...
ITU pulalah yang dijadikan PONDASI PARA PENEMU dan PRAKTISI NLP...
Kalau MEMANG menginginkan POSITIF, ya GUNAKAN saja KATA EFEKTIF (boleh diucap POSITIF)..., toh dengan "RUMUS : + x + = +", itu TELAH TERUJI LEBIH EFEKTIF, LEBIH EFISIEN, dan LEBIH CEPAT...

Jadi, KEMBALI ke LAPTOP...
Kalau ENDING PERTANYAANmu : "Kembali kepembahasan awal, lantas bolehkah kita menggunakn kata negasi?", maka JAWABANnya adalah BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja...

Namun jika andaikata ENDING PERTANYAANmu adalah : "Kembali kepembahasan awal, lantas EFEKTIF dan EFISIENkah kita menggunakn kata negasi?", maka saya MEWAKILI PARA PENEMU dan PRAKTISI NLP, menyatakan bahwa "KATA atau KALIMAT EFEKTIF (boleh dibaca POSITIF) akan MEMBETUK MIND kita sesuai SKENARIO, dengan LEBIH EFEKTIF dan EFISIEN, diBANDINGkan dengan KATA atau KALIMAT NEGASI..."

PENGALAMAN dan FAKTA yang TELAH ADA, BANYAK sekali PARA TOKOH AGAMA, melakukan SYIAR, atau DAKWAH, dengan MENGEDEPANKAN KATA dan KALIMAT dengan TRANSLATE atau TERJEMAHAN bin TAFSIR sesuai ARTI KATA dan KALIMAT ASLInya...

Apakah SALAH ???

Eitsss..., NANTI duluuu...

Kalau KAPASITAS KAJIANnya apakah SALAH ataukah BENAR, maka ya HARUS saya akui, bahwa itu adalah HAL yang BENAR, BOLEH, dan SAH-SAH saja, karena MEMANG SUDAH DEMIKIANLAH TERJEMAHANnya...

Namun, jika PERTANYAANnya diGESER sedikit saja..., dengan sebuah kalimat PERTANYAAN : "Di antara KALIMAT NEGASI dan KALIMAT EFEKTIF, manakah yang LEBIH EFEKTIF dan EFISIEN dalam MERUBAH PERILAKU UMAT menuju HAL yang LEBIH POSITIF, EFEKTIF, dan PRODUKTIF ???"

OKe, BISA jadi ada yang MENJAWAB bahwa itu "RELATIF"... Saya BISA MENERIMAnya...

Namun, sekarang coba BAYANGKAN saja, jika SETIAP SYI'AR atau DAKWAH, selalu ada KATA dan KALIMAT : "Saudara-Saudara..., Anda JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... JANGAN ini... JANGAN itu... JANGAN begini... JANGAN begitu... "

Gimana RASAnya ???
Sekali lagi, CARA KOMUNIKASI dengan BANYAK KATA dan KALIMAT NEGASI seperti itu TETAPLAH BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja... Monggoooo...

Tetapi bagi saya, MENDING saya PUTAR INSTRUMEN dan MELAKUKAN TARIAN JIWA saja, ketimbang HARUS MENDENGARKAN KHUTBAH yang BANYAK "JANGAN-JANGAN"nya..., walaupun JANGAN LODEH, JANGAN KELOR ora sempat kesebut...
Hohohohooo...

Lalu, bagaimana dengan BAHASA AYAT KITAB SUCI Agamanya ???

Nahhhh....

Ini dia PERDEBATAN yang SEMPAT HADIR saat saya BEKERJA di KANTOR DEPAG, bahkan sampai DETIK-DETIK TERAKHIR mau RESIGNpun MASIH SEMPAT TETAP BERLANGSUNG... HARUSnya, kita MAMPU MEMBEDAKAN mana BAHASA SYARI'AT yang berbau-bau RITUAL, dengan BAHASA DAKWAH atau SYI'AR.

Kalau BAHASA SYARI'AT digunakan ke dalam bentuk KOMUNIKASI SYI'AR atau DAKWAHnya, maka..., meskipun BOLEH, BENAR, dan SAH-SAH saja, akan MEMPERPANJANG WAKTU PENYADARAN UMATnya...

SEBALIKnya..., jika BAHASA SYI'AR atau DAKWAH, digunakan dalam BAHASA SYARI'AT, maka...., saya YAKINKAN PASTI, Anda akan dengan CEPAT seCEPAT KILAT, mendapatkan STEMPEL LABEL ORANG SESAT...


NEGASI Dalam Tinjauan SILOGISME

Jangan dibaca! tulisan ini, karena akan HARAM hukumnya, kenapa? karena pemaparan ini berasal dari 'pisau analisis' MARXIAN (Karl Marx) bapak KOMUNISME dunia. Pada abad 18 di dataran eropa yang sedang berkecamuk tahapan REVOLUSI untuk mendapatkan tatanan masyarakat baru yang 'mapan' secra politik, ekonomi, dan budaya sering terjadi 'benturan fisik' (perang) yang mengatasnamakan IDEOLOGI yang 'ideal' dijadikan pedoman suatu negara.

Dalam pertempuran tersebut banyak strategi yang digunakan, salah satunya menyebar berita BENAR akan tetapi BOHONG, untuk memancing musuh dan melumpuhkannya. Dalam pertempuran diperlukan pemikiran yang LOGIS untuk menjadi pemenang..

...kemudian pertanyaannya, apa hubungan SILOGISME dengan NEGASI?

Saya jelaskan...

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Jenis-jenis Silogisme berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;

Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Ketika ada kalimat : "Bom kota Roma sekarang! dengan titik koordinat 12° LS 104°BT"

diatas adalah sebuah 'premis' mayor yang sebenarnya perintah untuk tidak memBOM kota Roma ..karena bentuk NEGASI Premis minor nya. Jadi  kata Negasi tetap alangkah baiknya di hindari bukan lagi dihilangkan.

#NET Center




Komentar